BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Angka kematian bayi menjadi indicator pertama
dalam menentukan derajat kesehatan anak karena merukapan cerminan dari status
kesehatan anak saat ini. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia di sebabkan
oleh berbagai factor, diantaranya adalah faktor penyakit infeksi dan kekurangan
gizi. Beberapa penyakit yang saat ini menjadi penyebab kematian terbesar dari
bayi, diantaranya penyakit diare, tetanus, gangguan perinatal dan radang
saluran napas bagian bawah. Penyebab kematian bayi yang lainnya adalah karena
berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, seperti
tetanus, campak, dan difteri. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran
masyarakat untuk member imunisasi pada anak.
Kematian pada bayi juga dapat disebabkan oleh adanya trauma persalinan
dan kelainan bawaan yang kemungkinan besar dapat disebabkan oleh rendahnya
status gizi ibu pada saat kehamilan serta kurangnya jangkauan pelayanan dan
pertolongan persalinan oleh tenaga kkesehatan (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008).
Program gizi di posyandu di harapkan mampu
menjawab berbagai kebutuhan gizi masyarakat. Terutama pada aspek promosi status
gizi balita dan anak. Selain itu, program gizi menjadi upaya aktif dalam
mencegah gizi buruk ataupun masalah gizi berlebih pada balita dan anak. Melalui
program pemberian makanan tambahan (PMT) serta penyuluhan gizi di posyandu,
misalnya diharapkan status gizi balita dan anak di satu wilayah kerja posyandu
senantiasa terjaga dalam kondisi optimal (Wahyu Ginanjar, 2008).
Keberhasilan kunjungan posyandu tidak lepas dari
kerja keras kader yang dengan sukarela mengelola posyandu di wilayahnya
masing-masing. Kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan
keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap
tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas
dengan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Hal ini dapat mengakibatkan
rendahnya tingkat kehadiran anak balita ke posyandu. Hal ini juga akan
menyebabkan rendahnya cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita (Harisman,
2012).
Kegiatan kesehatan secara preventif dan
edukatif melalui Posyandu, akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
peningkatan status kesehatan dan gizi, demi kesehatan anak-anak kita semua.
Untuk itu, perlu keaktifan para kader posyandu sebagai promotor kesehatan
dilingkungannya. “Sebagai
promotor kesehatan di lingkungannya, kader posyandu harus bisa mengajak
warganya datang dan aktif ke posyandu
(Fitra Laila, 2013).
Di Kecamatan Simpang Tiga
pemanfaatan posyandu
sebagai sarana untuk pemantauan tumbuh kembang balita dan pelayanan gizi masih
belum dimanfaatkan secara
optimal, dimana kebanyakan ibu balita yang
melakukan kunjungan ke posyandu hanya untuk mendapatkan imunisasi dan
pengobatan. Dari buku catatan posyandu di Puskesmas Simpang
Tiga tentang keaktifan kunjungan ibu balita ke Posyandu, penulis mendapatkan
data bahwa jumlah balita sebanyak 2.063 orang sedangkan balita yang aktif
keposyandu sebanyak 1.734 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan balita ke
posyandu masih rendah (Puskesmas Simpang Tiga, 2014).
Dari survey awal yang penulis lakukan di
Desa Paloh Tok Due Kecamatan
Simpang Tiga jumlah penduduk keseluruhan 473 jiwa dari
91 KK dengan jumlah balita sebanyak 32 orang dari 28 orang ibu balita
(dimana ibu yang mempunyai 1-2 balita sebanyak 4 orang ibu). (Geuchik Desa Paloh Tok Due, 2014)
Dari
studi pendahuluan yang telah di lakukan pada tanggal 15 Maret 2014 di dapatkan data dari bidan Desa dari 32 orang balita 8 diantaranya
tidak pernah di bawa ke posyandu.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Kunjungan Ibu
Balita Untuk Pemeriksaan Status Gizi Balita di Posyandu Desa Paloh Tok Due
Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2014”.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Apakah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Kunjungan
Ibu Balita Untuk Pemeriksaan Status Gizi Balita di Posyandu Desa Paloh Tok Due
Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2014?
1.3.
Pertanyaan Penelitian
1.3.1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
kunjungan ibu balita untuk pemeriksaan status gizi balita berdasarkan
pendidikan di Posyandu Desa Paloh Tok Due Kecamatan Simpang Tiga ?
1.3.2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
kunjungan ibu balita untuk pemeriksaan status gizi balita berdasarkan sumber
informasi di Posyandu Desa Paloh Tok Due Kecamatan Simpang Tiga?
1.3.3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
kunjungan ibu balita untuk pemeriksaan status gizi balita berdasarkan pekerjaan
di Posyandu Desa Paloh Tok Due Kecamatan Simpang Tiga ?
1.4.
Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan
ibu balita untuk pemeriksaan status gizi balita di Posyandu Desa Paloh Tok Due
Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2014.
1.4.2. Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan
ibu balita untuk pemeriksaan status gizi balita ke posyandu berdasarkan
pendidikan.
b. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
kunjungan ibu balita untuk pemeriksaan status gizi balita ke posyandu berdasarkan sumber informasi.
c. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
kunjungan ibu balita untuk pemeriksaan status gizi balita ke posyandu berdasarkan pekerjaan.
Untuk menghindari luasnya permasalahan,
maka penulis hanya membatasi penelitian ini pada faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan kunjungan ibu balita untuk pemeriksaan status gizi
balita di Posyandu Desa Paloh Tok Due Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie
berdasarkan pendidikan, sumber informasi dan pekerjaan.
No comments:
Post a Comment